Kisah PT INTI, Pelopor Digitalisasi Telepon yang Kini Tak Mampu Bayar Gaji Karyawan


 PT INTI (Persero) sekarang sedang jadi salah satunya BUMN yang menjadi perhatian. Masalahnya perusahaan pelat merah ini didapati belum bayar upah beberapa karyawannya semasa 7 bulan paling akhir. Persisnya, paling akhir perusahaan menggaji karyawan yakni Februari 2020.

Judi Togel Online Berkembang Pesat

Perusahaan tehnologi yang bertempat di Bandung ini sudah lama terlilit hutang dengan jumlah cukup banyak. Akhirnya, PT INTI ikut mencatat rugi mendalam capai Rp 397,7 miliar di 2019. Kerugian ini naik mencolok bila dibanding 2018 yang waktu itu rugi Rp 87,2 miliar.


Situasi itu ikut memancing tindakan dari Serikat Pekerja PT INTI (Sejati) yang menggeruduk kantor pusat PT INTI di Bandung, Jawa Barat pada Kamis (28/8/2019) lampau.Bukan tanpa ada fakta, demo dilaksanakan gara-gara perusahaan tidak menjaga performa yang baik. Ketua Sejati Ahmad Ridwan Al-Faruq mengatakan, project perusahaan banyak yang tidak terurus serta hutang makin menimbun.


"Situasi semacam ini telah mulai dirasa semenjak 5 tahun paling akhir yang ditunjukkan adanya hutang bank yang tidak ada rivalnya, setera dengan beberapa ratus miliar," katanya dalam pembacaan tuntutan saat demo.


Bila melihat riwayat, PT INTI sebetulnya sempat mendapatkan keberhasilan besar serta turut berpartisipasi dalam perubahan tehnologi komunikasi di Tanah Air.


Pendirian BUMN ini bermula dari laboratorium riset serta peningkatan industri bagian pos serta telekomunikasi (LPPI-POSTEL) pada 30 Desember 1974.


Bersamaan dengan perkembanganya, PT INTI masuk waktu keemasan dengan sukses lakukan digitalisasi telephone di semua Indonesia pada periode waktu 1984-1994.


Semasa periode 1994-2000, INTI lakukan transformasi usaha manufaktur ke usaha engineering (ISTI-infocom servicesand technology integration). Perseroan selanjutnya membangun anak perusahaan serta usaha patungan yang terkait dengan usaha pokoknya, seperti bagian CPE, mekanik-plastik serta bagian swiching, akses, dan transmisi.


Setelah itu, PT INTI sudah mengubah tujuan usaha yang sebelumnya berbasiskan manufaktur 100 % jadi industri yang berbasiskan jalan keluar kesisteman, terutamanya dalam bagian skema infokom serta integrasi tehnologi.


Perusahaan pelat merah ini sudah bekerja bersama dengan beberapa perusahaan internasional serta membuat anak usaha. Seperti PT INTI PISMA internasional yang bekerja bersama dengan Jtech Internasional, PT IMPS bersama-sama PT Pindad, sampai kerja sama dengan beberapa perusahaan multinasional seperti Motorola, Ericsson sampai Huawei.


PT INTI (Persero) jadi salah satunya BUMN yang sedang jadi sorotan. Ini karena perusahaan plat merah ini tidak bayar upah beberapa karyawannya hampir setahun. Persisnya, paling akhir perusahaan menggaji karyawan yakni Februari 2020.


Pada 2020 ini, PT INTI sebetulnya mendapatkan beberapa project. Yang paling baru, PT INTI merajut kerja sama juga dengan PT PP Infrastruktur (PT PP (Persero) Tbk. Grup) berkaitan investasi infrastruktur. Sayangnya project ini belum cukup untuk tutup beban perusahaan.


Diambil Liputan6.com dari neraca keuangan PT INTI 2019, Rabu (9/9/2020), perusahaan tehnologi yang bertempat di Bandung ini mempunyai jumlah hutang yang cukup banyak. Keseluruhan liabilitas PT INTI capai Rp 1,6 triliun. Dimana terbagi dalam liabilitas periode pendek Rp 818 miliar serta periode panjang Rp 843,8 miliar. Liabilitas ini bertambah bila dibanding tahun 2018 yang sejumlah Rp 1,4 triliun.


Hutang ini untuk liabilitas periode pendek, hutang terbanyak dari hutang usaha yang terbagi dalam hutang faksi ke-3 Rp 209,9 miliar serta faksi berhubungan Rp 217,8 miliar. Sesaat untuk liabilitas periode panjang, hutang terbanyak dari faksi bank yang capai Rp 718,7 miliar.


Sesaat di lain sisi, performa PT INTI pun tidak untung. Penghasilan perseoran tahun kemarin alami pengurangan. Bila 2018 penghasilan sejumlah Rp 649,7 miliar, karena itu di 2019 cuma Rp 395,3 miliar.


Akhirnya, PT INTI mencatat rugi mendalam mencaapai Rp 397,7 miliar di 2019. Kerugian ini naik mencolok bila dibanding 2018 yang waktu itu rugi Rp 87,2 miliar.


Sedang PT INTI menulis asset perusahaan sejumlah Rp 1,3 triliun. Dimana terbagi dalam asset lancar Rp 481,8 miliar serta asset tidak lancar Rp 911,5 miliar. Tentang asset ini, tertera turun juga bila dibanding 2018 yang waktu itu sejumlah Rp 1,5 triliun.


Postingan populer dari blog ini

used cannabis at some point in their life

Very most just lately, in 2019, Disney gotten 21st Century Fox

The laws of math and physics, not politics